Setelah menonton videonya, rasanya ingin segera mencobanya. Karena dilihat dari bahan-bahannya sangat mudah ditemukan dan sepertinya rasanya juga enak martabaknya. Khas sekali warna dan cita rasanya yang menggugah selera makan.
Jadi video tersebut mengupas tentang cara membuat martabak serabi sendiri di rumah menggunakan toping yang bisa divariasikan sesuai selera. Menu ini bisa disajikan dengan cepat untuk sarapan pagi setiap hari.
Yang menjadi tokoh utama kali ini adalah sang pemilik channel sebagai pembuat videonya langsung, yaitu D.A.K Lea karena telah mempraktekkan sendiri pembuatan martabak serabi tersebut di channelnya sendiri.
Resep Membuat Martabak Serabi 2 Warna
Untuk membuat martabak serabi seperti yang ditayangkan pada channel Youtube tersebut ternyata mudah. Bahkan dengan beberapa bahan tersebut bisa menghasilkan 5 buah martabak sekaligus. Jadi lebih hemat dan praktis untuk sarapan pagi.
Beberapa bahan yang perlu disiapkan adalah 14 sendok makan tepung terigu atau 140 gr gandum segitiga biru, 2 butir telur. Kemudian ada lagi 6 sendok makan tepung beras (60 gr).
Kemudian siapkan juga ½ sendok teh baking powder, 200 ml air. Ada lagi soda kue dan garam sebanyak ¼ sendok teh. Selanjutnya untuk pewarnanya bisa menggunakan pasta pandan secukupnya saja.
Setelah itu untuk toppingnya bisa sesuai selera saja. Namun kali ini untuk videonya menggunakan susu krimmer kental manis, meses warna coklat, selai coklat, dan keju.
Setelah semua bahan dan topping disiapkan, maka langsung saja proses pembuatannya dilakukan dengan mengaduk semua bahan menjadi 1 kecuali pasta pandan. Lalu bagi 2 bagian adonan.
Tambah pasta pandan pada salah 1 adonannya dan tuang 2 adonan sekaligus kanan dan kiri di atas teflon yang baru saja dipanaskan. sehingga terbentuk 2 bagian warna yang berbeda.
Biarkan sampai berbusa, setelah keluar gelembung, tambahkan taburan gula sesuai selera. Tutup sampai matang (kering atasnya), lalu bersihkan teflon untuk panggangan selanjutnya sampai habis adonannya.
Bila sudah tambahkan toping sesuai selera seperti yang telah disiapkan sebelumnya. Jadi sekarang martabaknya sudah siap disantap. Menariknya lagi adalah menu ini ternyata bisa tahan sampai besok.
Jadi seperti itulah sedikit ulasan tentang kombinasi dari makanan yang diunggah channel D.A.K Lea pada 4 April 2021. Karena keunikannya membuat videonya dilihat 746.444 kali. Selengkapnya silahkan dilihat di https://www.youtube.com/watch?v=39vtD07nH7Y.
Menikmati Keindahan Alam Dan Keunikan Kuliner Kota Palopo
Kota Palopo merupakan salah satu kota di Propinsi Sulawesi Selatan; kota ini sebelumnya dikenal dengan nama Ware yang telah disebut – sebut dalam epik La Galigo.
Sebutan Palopo diperkirakan mulai digunakan pada tahun 1604 saat masjid Jami’Tua dibangun di kota tersebut.
Nama Palopo berasal dari unsur dua bahasa; yaitu bahasa Bugis dan Luwu serta memiliki 2 arti. Arti Palopo yang pertama adalah sebutan untuk makanan dari ketan yang dicampur dengan gula merah; sedangkan arti kedua dari kata Palopo adalah memasang pasak pada tiang bangunan.
Kedua arti kata Palopo tersebut memiliki hubungan langsung dengan pembangunan masjid Jami’ Tua di kota tersebut.
Palopo pernah digunakan sebagai ibu kota kerajaan Luwu.
Setelah dipindahkan dari Amassangan setelah Islam masuk dan diterima di kerajaan Luwu pada abad ke-17. Keputusan memindahkan pusat pemerintahan tersebut juga diakibatkan oleh perang saudara yang dipimpin oleh 2 putera mahkota pada masa itu; perang saudara tersebut juga dikenal sebagai Perang Utara-Selatan. Karena perang tersebut maka ibukota Kerajaan Luwu dipindahkan di antara wilayah selatan dan utara kerajaan Luwu dengan meliputi wilayah kampung Malimongan dan Amassangan.
Pada masa pendudukan Belanda; kota Palopo mulai dikembangkan pada tahun 1920. Salah satunya berupa pembangunan Pasar Palopo di area alun – alun kerajaan. Istana Datu Luwu juga mengalami renovasi dengan mengganti bagian struktur kayu dengan bangunan baru dengan gaya arsitektur Eropa.
Keindahan alam menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang datang ke kota Palopo.
Kota ini seringkali menjadi destinasi lanjutan setelah mengunjungi kota Makassar.
Latuppa merupakan salah satu tujuan wisata alam yang paling populer di Palopo. Wisatawan dapat menikmati keindahan alam berupa air terjun dan kesempatan melakukan jelajah sungai dengan keunikan berupa tebing berupa batu papan yang luar biasa indah.
Air terjun Latuppa terletak di Kecamatan Wara dan berjarak kurang lebih 9 kilometer dari pusat kota Palopo. Kemudahan transportasi dan jarak yang tidak jauh dari Palopo merupakan kelebihan yang dimiliki tujuan wisata ini. Wisatawan dapat memanfaatkan solusi transportasi berupa ojek, pete – pete (semacam mikrolet) ataupun dengan menyewa taksi.
Bulan Februari hingga Mei atau sekitar bulan November merupakan waktu terbaik berkunjung ke Latuppa karena tempat tersebut sedang mengalami musim buah.
Keindahan alam lain yang dapat dinikmati terletak di Pualau Libukang.
Pulau kecil seluas 8 hektar ini terletak kurang lebih 2 kilometer dari kota Palopo. Pengunjung dapat menggunakan perahu motor untuk mendatangi Pulau Libukang.
Pulau ini merupakan warisan masyarakat Libukang dan tidak dimiliki secara pribadi karena di pulau Libukang terdapat makam Nenek Hawang dan Nenek Poko yang dipercaya sebagai nenek moyang dan juga penghuni pertama Pulau Libukang.
Pulau dengan pasir putih ini sangat menarik untuk dijelajahi sembari melihat dari dekat kehidupan masyarakat Bugis yang menggantungkan hidup mereka dari hasil laut.
Bagi penggemar kuliner unik, kota ini menyimpan beberapa keunikan kuliner yang mungkin tidak akan ditemukan di tempat lain. Salah satu tempat terbaik menikmati kuliner khas adalah Rumah Makan Ulu Bale Laut yang terletak di Jalan Diponegoro no. 32.
Kapurung merupakan salah satu menu makanan unik yang disajikan; makanan ini berupa olahan sagu yang dicampur dengan sayuran, ikan dan dibumbui dengan perasan jaruk serta sambal yang pedas.
Makanan ini sangat cocok dinikmati selagi panas sehingga lebih mudah menelan bulatan sagu Kapurung bersama – sama dengan kuah pedas. Kapurung biasanya disajikan bersama dengan Dange dan Lawak.
Lawak dibuat dari sayur pakis yang disiram air panas dengan kelapa parut, ikan teri dan cabai. Sedangkan Dange merupakan olahan sagu yang dicetak segi empat dan diolah dengan cara dibakar di atas tungku. Karena tidak dibumbui; maka Dange akan berasa hambar dan disajikan bersama dengan makanan lain.