Mama Fenny Nangis Gara-Gara Yusuf, Dulu Kita Pernah Susah! Jual Madu Keliling

Hampir semua orang di Indonesia mengetahui nama Sungkar. Karena nama ini merupakan salah satu nama dari keluarga artis dengan nama besar yang ada di Indonesia.

Seperti misalnya adalah Zaskia Sungkar dan Shireen Sungkar. Kedua kakak beradik ini telah seringkali terihat di layar kaca dan perfilman Indonesia. Terlebih keduanya juga memiliki suami seorang entertainer.

Namun ternyata dibalik kesuksesan dari keluarga Sungkar tersebut, terdapat kisah inspiratif yang bisa dijadikan pelajaran. Kisah ini langsung diceritakan oleh Ibunda Shireen dan Zaskia yaitu Mama Fenny.

Kisah Kehidupan dari Keluarga Sungkar

Mama Fenny menceritakan bahwa masa kecil Zaskia dan Shireen sangat bertolak belakang. Bahwa Zaskia adalah anak yang pendiam dan kalem, sementara Shireen adalah anak super aktif.

Sehingga Shireen seringkali membuat berbagai masalah ketika kecil. Mulai dari memecahkan gelas, memecahkan kaca, kehilangan uang, menggunting rambut mainan dan sebagainya. Sampai tantenya merasa berat ketika harus dititipkan Shireen.

Sementara Yusuf, adik dari Zaskia dan Shireen Sungkar berada di tengah-tengah. Yaitu ia tidak terlalu pemalu seperti Zaskia, namun juga terlalu aktif seperti Shireen Sungkar.

Mama Fenny bercerita bahwa dalam membesarkan anak-anaknya ia dan suami sempat memulai dari nol. Mama Fenny sempat berjualan madu dari satu apotek ke apotek lainnya.

Kondisi ini membuat banyak teman dan saudara dari Mama Fenny terheran. Sebab sebelumnya Mama Fenny dianggap telah memiliki kehidupan enak, namun rela memulai kehidupan kembali dari nol setelah menikah.

Selain berjualan madu, Mama Fenny juga sempat mencoba peruntungan lainnya. Mulai dari berjualan batik, baju anak kecil, tas bahkan Mama Fenny juga sempat ditipu ketika menjalankan usaha tersebut.

Sebab saat itu kondisi keuangan keluarga Mama Fenny sedang dalam keadaan down. Karena memang kondisi bisnis dari ayahanda Zaskia dan Shireen saat itu sedang dalam keadaan di bawah.

Sebab kehidupan pebisnis memang bisa naik dan turun setiap saat. Namun Shireen mengungkapkan bahwa meski keadaan ekonomi dalam kondisi baik, orang tuanya tidak pernah berlebihan dalam persoalan harta.

Hingga akhirnya pendidikan ini benar-benar dirasakan oleh Shireen dan saudara-saudaranya dalam kehidupan. Pelajaran inilah yang bagi Shireen sangat membekas dan ingin ia terapkan pada anaknya kelak.

Cerita lebih lengkap mengenai keluarga Sungkar ini bisa Anda lihat dari konten yang diunggah oleh kanal YouTube The Sungkars Family. Konten ini diunggah pada satu September 2021.

Hingga saat ini, tayangan tersebut telah ditonton sebanyak lebih dari 300 ribu orang. Silahkan klik link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=lUom_O03E00 untuk menonton konten mengenai kisah kehidupan keluarga Sungkar.

Dibalik kisah kehidupan yang dimiliki keluarga Sungkar, ternyata terdapat kisah inspiratif mengenai bagaimana Mama Fenny membesarkan anak-anaknya.

4 Warisan Budaya Keraton Yogyakarta

Sebagai salah satu budaya yang masih ada hingga kini, Keraton Yogyakarta memiliki banyak warisan budaya. 4 di antaranya adalah:

1. Tumplak Wajik

Tahu wajik, kan? Itu lho, makanan yang terbuat dari beras ketan dan gula kelapa. Acara ini merupakan rangkaian dari acara gerebeg. Dua hari sebelum acara gerebeg, diadakan acara pembuatan wajik. Acara ini dihadiri oleh para pembesar Keraton. Pada saat berlangsungnya acara, alunan musik terus mengalun. Alat musik yang dimainkan adalah kenthongan, lesung-alu (alat penumbuk padi), dan alat musik yang terbuat dari kayu lainnya. Unik, ya!

2. Gerebeg

Dilaksanakan untuk memperingati Maulid Nabi, Idul Fitri, dan tanggal 10 bulan bulan keduabelas pada kalender hijriah. Oleh karena itu disebut Grebeg Mulud dan Grebeg Besar. Pada upacara ini dibuat pareden kakung dan pareden estri, yaitu gunungan yang terbuat dari wajik yang sudah dibuat pada saat Tumplak Wajik. Tujuan dari upacara ini adalah pemberian sedekah atas rasa syukur pihak Keraton kepada Tuhan YME.

3. Sekaten

Yaitu perayaan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Upacara ini dilaksanakan selama satu minggu. Alat-alat musik dari Keraton dikeluarkan untuk menghibur masyarakat dan sebagai penanda dimulainya Sekaten. Alat-alat musik tersebut adalah Gamelan Sekati, KK Guntur Madu, KK Nagawilaga. Selain itu juga diselenggarakan pasar malam selama sebulan, sebelum perayaan Sekaten.

4. Siraman Pusaka

Upacara ini tertutup, hanya bagi keluarga kerajaan. Yaitu upacara pencucian benda-benda pusaka yang ada di Keraton, seperti keris dan kereta kuda. Acara ini diadakan setiap bulan Suro dalam penanggalan Jawa.

Keempat upacara tersebut menjadi warisan budaya yang sangat menarik untuk disaksikan.