Di kota besar seperti Jakarta, banyak pelanggaran kerap terjadi dan berakhir dengan penilangan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Salah satu bentuk pelanggarannya adalah melawan arah, karena tidak ingin memutar balik.
Pelanggaran seperti ini tentunya membahayakan bagi pengguna jalan lain, yang sudah berada di jalur yang benar. Namun apabila pihak polisi berada di titik untuk mengatur lalu lintas, maka tidak ada pelanggaran yang terjadi.
Terjadi beberapa pelanggaran selama polisi mengatur lalu lintas, pelanggaran tersebut tentunya akan ditindak tegas agar para pelanggar jera dan enggan mengulangi kesalahan yang sama.
Pengendara yang Terkena Tilang karena Pelanggaran
Tidak berselang lama, pihak kepolisian mencegat pengendara wanita yang tidak memakai helm. Ia beralasan bahwa, dia habis menginap di rumah teman dan dalam keadaan masih mengantuk sehingga lupa membawa helm.
Saat ditanya mengenai kelengkapan surat, wanita tersebut hanya membawa fotokopi STNK yang tidak bisa membuktikan bahwa motor tersebut adalah asli miliknya. Dia juga belum memiliki SIM, namun selalu membawa motor saat bekerja.
Saat pihak kepolisian meminta kepada si wanita untuk menahan motornya, pengendara tersebut meminta untuk tidak ditahan karena ia selalu membawa kendaraan saat bekerja. Namun pihak polisi harus bertindak tegas, dan pada akhirnya motor si pengendara tetap ditahan.
Setelah itu, ada seorang laki-laki dan melakukan pelanggaran serupa yaitu tidak memakai helm. Saat ditanya mengenai kelengkapan surat, ia mengaku bahwa surat-suratnya tertinggal di rumah. Ia hanya membawa STNK dan BPKB.
Namun karena ia belum bisa membuktikan surat kepemilikan kendaraan, maka pihak kepolisian melayankan sanksi dan menahan kendaraannya. Setelah itu, ditemukan kembali pengendara motor yang tidak menggunakan helm.
Saat diperiksa, ternyata ia membawa helm namun tidak dipakai. Malah helm tersebut digunakan untuk membawa buku yang ia bawa, saat diajak berbincang ia malah menunjukkan surat undangan pernikahannya bersama dengan pasangan yang ia bonceng.
Sang pengendara tersebut mencoba membujuk pihak polisi, agar memaafkannya saja dan tidak memberikan surat tilang dengan menukarnya dengan surat undangan pernikahan. Namun dengan sikap ramah, pak polisi tetap menindak tegas pelanggaran tersebut.
Alhasil pengendara tersebut harus naik angkutan umum agar sampai ke tujuannya, karena motor tersebut tidak bisa digunakan. Saat ini video yang diunggah oleh 86 & Custom Protection NET pada 29 September 2017, telah disaksikan oleh 12.425.428 penonton. Anda juga bisa menonton video melalui https://www.youtube.com/watch?v=GJtM1qQEBfo
Sesuatu Yang Kita Berikan Kepada Orang Lain Biasanya Akan Kembali Lagi Ke Kita
Ketika ada orang yang baru pulang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, kadang-kadang kamu mendapat cerita seru. Salah satunya adalah cerita tentang balasan dari perbuatan.
Salah satu contohnya, ada orang yang setiap kali berada di toilet, selalu ada orang lain yang mengetuk-ngetuk pintu toilet dari luar. Kejadian seperti ini tidak hanya sekali dua kali dialami oleh orang tersebut, tetapi sepanjang dia berada di Tanah Suci.
Konon, ketika beribadah haji, di sanalah kamu akan mendapatkan “balasan” atas semua yang sering kamu lakukan selama ini. Seperti orang tadi. Usut punya usut, orang tersebut selalu tidak sabar saat akan menggunakan toilet. Meskipun di dalam toilet sedang ada orang lain yang menggunakan, orang tersebut tetap saja mengetuk-ngetuk pintunya dengan harapan orang yang ada di dalam cepat-cepat selesai mengunakan toilet.
Ada banyak cerita lain yang serupa.
Ya, segala sesuatu yang kamu berikan atau lakukan terhadap orang lain, pasti akan kembali lagi ke kamu. Jika kamu memberi kebaikan, maka kebaikan itulah yang akan datang lagi ke kamu. Mengapa bisa begitu? Bagaimana semua itu terjadi?
Sebagai manusia, kemampuan dan pengetahuanmu pasti terbatas. Hanya Tuhan yang tahu cara sesuatu yang kamu berikan pada orang lain bisa kembali ke kamu. Tuhan punya cara tersendiri dan seringkali kamu tidak menyangka sebelumnya.
Kembali ke kamunya pun belum tentu dalam bentuk yang sama. Bisa saja bentuknya berbeda dan volumenya bisa lebih tinggi daripada yang kamu berikan kepada orang lain.
Karena kamu tidak tahu bagaimana bentuk pengembalian itu dan kapan waktunya, sebaiknya kamu selalu siap memberikan segala sesuatu yang baik.
Tentu saja kamu memberikan sesuatu tidak berharap ada pengembalian. Namun, kamu juga tidak mau kan, kalau mendapatkan sesuatu yang buruk akibat perbuatanmu sendiri yang selalu memberikan hal-hal buruk?