Jual Sayuran di Rumah Bisa Omset Ratusan Juta. Ex Bos Pengepul Barang Bekas…

Berdagang merupakan salah satu pekerjaan halal, yang bisa mendatangkan rejeki. Menjual barang atau kebutuhan pokok yang berguna bagi manusia, akan mendatangkan keuntungan baik bagi pedagang dan juga pembeli.

Berdagang tidak hanya mementingkan keuntungan duniawi, namun juga akhirat. Jangan sampai Anda mencari kesenangan di duniawi, namun sengsara di akhirat akibat dari rezeki tidak halal yang Anda dapatkan.

Beralih Usaha, untuk Mendapatkan Rezeki Halal

Bermula dari kehidupan suami istri yang memiliki usaha, bernama Bu Yonarista dan Pak Yogi. Dimulai dengan usaha pengepul barang bekas, mulai dari botol kecap hingga minuman keras.

Di tahun 2014, merupakan puncak kesuksesan dari usaha mereka karena menyuplai, dimana usahanya berhasil menyuplai botol-botol tersebut ke beberapa kota di Indonesia. Dan mendapatkan penghasilan hingga 700 juta dalam sebulan, serta laba kotor sebesar 100 juta.

Namun mulai muncul pemikiran mengenai penghasilan yang mereka dapatkan mengandung riba, sebab mereka menyuplai botol-botol untuk diisi ulang minuman keras. Meskipun tidak semua botol diisi ulang miras, namun hampir 70% botol disuplai ke perusahaan miras.

Mereka mulai berpikir untuk menghentikan usahanya, hingga di puncaknya pada saat ia mengirim 1 truk botol yang akan diisi minuman keras. Dimana terjadi human eror pada truk tersebut, dan harus mengganti kerusakan sebesar 4 juta.

Sedangkan keuntungan yang sudah mereka dapatkan, dari 1 truk yang telah diisi miras tersebut senilai 4 juta juga. Disitu keduanya sadar, bahwa Allah sedang memberikan tanda kepada mereka agar menghentikan usaha yang padahal dari segi profit dan omset sangat baik.

Lalu mereka mulai sedikit demi sedikit berusaha menghentikan bisnis riba, dengan memberhentikan beberapa karyawan dan berhenti menyuplai botol miras. Keduanya berpikir bahwa bisnis tersebut, lebih banyak mudaratnya daripada manfaat.

Kemudian keduanya mulai berpikir untuk memulai usaha sayur segar rumahan, dimana mereka belum mempersiapkan apapun. Bermula dengan survei pasar induk sebanyak 3 kali, lalu keduanya mulai menemukan penyuplai sayuran dan buah-buahan.

Penghasilan omset di awal usaha berbeda sekali, dengan omset dari usaha sebelumnya. Satu bulan mendapat penghasilan 60 juta, sedangkan di usaha sebelumnya mendapat 700 juta sebulan.

Di tiga bulan pertama mereka ingin menyerah, dan sempat berpikir untuk kembali ke usaha sebelumnya. Namun di enam bulan pertama, usaha tersebut mulai ramai dan omset meningkat.

Warung sayur milik mereka sempat viral, karena barang pada usaha tersebut dijual lengkap, mulai dari sayuran, buah-buahan, bumbu dapur hingga daging.

Dengan pelayanan ramah, serta toko yang mereka miliki bersih dan menjual barang berkualitas. Hingga sekarang keduanya telah memiliki tiga cabang, yang awalnya impian keduanya hanya memiliki 1 toko di setiap desa.

Bahkan mereka memiliki usaha lain, dimana sayur atau buah-buahan yang tidak layak display namun layak dikonsumsi akan diolah menjadi produk makanan. Mereka memanfaatkan hal tersebut, agar kerugian yang bisa didapat menjadi lebih kecil.

Mereka berpendapat agar berbisnis tidak hanya mencari dunia, tapi juga memikirkan akhirat. Bu Yona dan Pak Yogi merasa Allah mengganti dengan hal lebih baik, dimana allah memberikan lebih banyak waktu bersama keluarga dengan rezeki halal.

Pengalaman usaha cukup menginspirasi bagi banyak orang ini, diunggah melalui akun milik Pecah Telur. Semenjak diunggah pada 11 Maret 2021, telah ditonton lebih dari 1,2 juta. Dan Anda bisa menyaksikannya di https://www.youtube.com/watch?v=x7B-n4HSU6I.


Jangan Keburu Emosi Agar Kita Bisa Menangkap Maksud Baik Orang Lain

Menahan emosi memang sangat sulit. Tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Kadang-kadang kita sudah keburu menanggapi sesuatu dengan emosi, sehingga tidak bisa menangkap maksud baik yang disampaikan orang lain.

Agar lebih memahami, simak cerita ini, yuk!

Seorang sedang asyik mengemudikan mobilnya. Dia sengaja berjalan-jalan untuk bersantai. Rute yang dilalui adalah sepanjang jalan dari pegunungan sampai peternakan kemudian meuju ke kota.

Sepanjang perjalanan di pegunungan, pemuda itu asyik menikmati pemandangan. Langit berwana biru cerah, membuat si pemuda merasa lebih bahagia. Di kanan dan kiri jalan terbentang hamparan kebun sayur yang membuat mata menjadi lebih segar.

Sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan, tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang dari arah berlawanan. Sopir mobil itu membuka kaca jendela dan berteriak pada si pemuda.

“B***!” teriak sopir itu.

Si pemuda tersentak. Emosinya langsung meledak karena si sopir menghinanya tanpa sebab. Si pemuda pun langsung membalas.

“Kamu yang b***!”

Begitu selesai memaki, si pemuda menambah kecepatan mobil karena masih terpacu emosi. Tiba-tiba mobilnya menabrak segerombolan babi yang sedang berjalan dari arah berlawanan. Si pemuda pun mengalami kecelakaan.

Bagitulah jika kita mendahulukan emosi. Ada orang lain yang mengingatkan kemungkinan adanya bahaya, kita tidak sempat menangkap pesan itu. Sebab, kita sudah dikuasai emosi dan akhirnya tidak bisa berpikir positif.

Selalu menjaga emosi, baik marah, sedih, gembira, akan membuat kita lebih terhindar dari masalah-masalah yang mungkin terjadi.