Masyarakat Indonesia memang terkenal dengan tingkah aneh dan nyelenehnya. Bahkan, beberapa orang melakukan aktifitas yang mungkin tidak terpikirkan. Salah satunya mengubur handphone di kuburan untuk merekam suara kuburan.
Sebuah konten memperlihatkan sebuah aksi mengubur sebuah handphone di sebuah TPU. Mungkin, bagi sebagian orang ini adalah tindakan nyeleneh. Namun, ternyata Tindakan ini cukup membuat penasaran.
Hasil Rekaman Suara yang Diperoleh
Pada awal, terlihat seseorang menuju sebuah pemakaman. Dia menjelaskan bahwa ini merupakan pemakaman umum dengan banyak makam. Dia juga menunjukan dimana lokasi akan mengubur handphone tersebut.
Dalam tayangan tersebut ditunjukan bahwa handphone dikubur dalam tanah dengan kedalaman sekitar 30 cm. Lokasinya berada diantara 2 makam yang tidak jauh dari pintu masuk pemakanan.
Menariknya, malam hari setelah handphone tersebut diletakan, hujan turun dengan lebat. Khawatirnya bahwa lubang tempat mengubur handphone jadi genangan air. Bisa jadi handphone tersebut juga tidak maksimal merekam kuburan.
Namun, ternyata kekhawatiran tersebut terlalu berlebihan. Ketika keesokan harinya didatangi kembali, ternyata kondisinya masih aman. Meskipun rekaman berhenti di tengah jalan karena mungkin tombol pause tidak sengaja terpencet.
Handphone tersebut masih menyala Ketika didatangi pada sekitar jam 7 pagi. Bahkan, daya baterai yang terpakai hanya sekitar 20an persen. Kondisinya juga cukup baik dan tidak ada goresan.
Setelah dibawa Kembali, diperlihatkan bagaimana hasil rekamannya. Pada awal-awal rekaman masih terdengar suara hujan. Hal tersebut sama seperti ketika terjadi hujan dari pemilik smartphone tersebut.
Hujan ini terjadi mulai menjelang malam antara jam 8 hingga tengah malam. Selain itu, pemilik akun juga tidak jauh tinggal dari tanah kuburan. Jadi, kondisi hujan tidak jauh berbeda.
Rekaman masih menunjukan suara hujan hingga tengah malam. Tidak ada suara aneh terdengar selama ini. Masih didominasi oleh suara hujan lebat dan sesekali suara aliran air.
Menjelang jam 1 malam, suara mulai lebih bervariasi. Ada beberapa suara hewan seperti kodok dan anjing. Suara hujan bergabung dengan suara anjing cukup membuat takut.
Tonton selengkapnya di https://www.youtube.com/watch?v=mS7NH8hPzbg. Jika penasaran dengan rekaman terakhir, tayangan ini di unggah pada 19 Juni 2021. Video dari LiC Experiment ini sendiri sudah 1,5 juta kali ditonton.
Masyarakat Indonesia sering melakukan aksi aneh. Salah satunya adalah mengubur handphone di pemakanan untuk merekam bagaimana kondisinya saat malam hari.
Merasakan Eksotisme Istana Pagaruyung Batu Sangkar
Istana Pagaruyung Batu Sangkar adalah salah satu tujuan wisata yang layak dikunjungi jika kamu berkunjung ke Sumatera Barat. Istana Pagaruyung Batu Sangkar sendiri biasa dikenal dengan Istano Basa, adalah sebuah istana dari kerajaan Pagaruyung dan terletak di kecamatanTanjung Emas, kota Batusangkar, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini merupakan obyek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat.
Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istana ini berulangkali terbakar termasuk yang terakhir tahun 2007. Istano Basa,Istana Pagaruyung Batu Sangkar, asli terletak di atas bukit Batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966.
Kerajaan Pagaruyung sendiri adalah sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri, meliputi provinsi Sumatera Barat sekarang dan daerah-daerah di sekitarnya. Nama kerajaan ini dirujuk dari Tambo yang ada pada masyarakat Minangkabau, yaitu nama sebuah nagari yang bernama Pagaruyung.
Proses pembangunan kembali Istano Basa dilakukan dengan peletakan tunggak tuo (tiang utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Harun Zain. Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh umum. Pada tanggal 27 Februari 2007, Istano Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana dan tak lama didirikan kembali.
Dan berikut foto foto menariknya
Pagaruyung was the seat of the Minangkabau kings of Western Sumatra, It is a village in Tanjung Emas subdistrict, Tanah Datar regency, located near the town of Batusangkar, Indonesia.