Tidak Khusyuk Dan Sering Lupa Rakaat Sholat Ini Solusinya

https://www.youtube.com/watch?v=9KRo9df0N8g

Silakan nonton videonya diatas


Miris, Tak Mendapat bantuan satu keluarga pindah ke hutan. 

Menjadi gunjingan dari tetangga sekitar akibat tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, membuat satu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan kedua anaknya harus pindah ke pinggiran hutan.

Mendapat bantuan merupakan hak warga negara, terutama sekali warga kurang mampu dan yang terdampak bencana, seperti saat sekarang ini. Pemerintah telah meluncurkan berbagai program bantuan bagi warga yang terkena dampak.

Hal mendapat bantuan tentu saja harus terus diusahakan karena pemerintah sudah menganggarkan untuk seluruh warganya yang berhak untuk menerimanya. Sehingga tak semestinya masyarakat menghukum dengan mengunjingnya.

Partisipasi warga

Pemerintah pusat dan daerah tentu telah mencanangkan program-program untuk membantu masyarakat dari bidang ekonomi. Seperti bantuan-bantuan yang diperuntukkan bagi warga yang tidak mampu.

Semestinya bantuan yang telah di anggarkan tersebut sampai kepada warga termasuk warga tidak mampu. Program ini akan berjalan maksimal apabila semua pihak dapat melaksanakannya sesuai dengan aturan seperti partisipasi semua warga.

Apa yang menimpa saudara kita di Tapanuli Selatan seharusnya tidak terjadi, apabila salah satu aspek dapat saling bekerjasama, yakni partisipasi warga. Serta seharusnya juga masyarakat tidak perlu menggunjingkan tentang bantuan.

Bangsa kita terkenal dengan bangsa yang besar. Besar karena adanya saling hormat-menghormati, menjunjung tinggi adat istiadat serta azas gotong royong. Sehingga nuansa itu jangan sampai hilang di setiap warga negara.

Pemerintah daerah turun tangan 

Video yang dipublikasikan pada tanggal 20 Desember 2020 ini mendapat respon dari para warganet. Kebanyakan dari mereka menyayangkan sikap masyarakat yang seharusnya membantu untuk mendapatkan bantuan.

Seperti Wireloca yang berkomentar “Kalau tidak bisa bantu tetanggamu setidaknya jangan bebani mereka dengan omongan sampahmu”. Atau ada juga dari Mizone Purwanto “Kepala desanya dan perangkat desanya, tetangganya juga tidak punya akhlaq dan Moral”.

Setelah dikonfirmasi kepada pihak pemerintah daerah setempat, bahwa warga tersebut terlambat untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan bantuan. Dan pihak setempat akan berusaha membantu supaya tahun depan akan mendapatkan bantuan.

Video yang sudah ditonton lebih dari 600 ribu kali ini memang sangat menggugah rasa prihatin. Dan yang lebih memprihatinkan lagi bahwa warga tersebut sudah hampir 4 bulan tinggal di hutan. Bagaimana bisa dibayangkan hidup jauh dari tetangga dan tanpa penerangan.

Introspeksi untuk kita

Mungkin dengan kondisi seperti sekarang ini, hampir di semua bidang terdampak oleh pandemi. Apa yang dilakukan pemerintah merupakan salah satu langkah untuk membantu warga yang paling merasakan kondisi saat pandemi.

Langkah kita sebagai warga masyarakat adalah saling tolong-menolong antar sesama, bukan hanya untuk meringankan beban biaya tetapi juga saling memperhatikan satu sama lainnya.

Ini bisa menjadi bahan introspeksi buat kita sendiri, dengan memperhatikan masyarakat atau tetangga sekitar. Mungkin ada di sekitar kita yang merasakan kondisi yang sama. Langkah bijak yang bisa kita lakukan adalah membantunya.

Banyak cara yang bisa lakukan, apabila belum mendapatkan bantuan kita bisa berkoordinasi dengan pihak RT atau RW setempat. Kalaupun tidak mendapatkan kita jangan sampai menggunjingkannya.

Apa yang ditayangkan di channel buletin inews dapat menjadikan pelajaran. Semoga tidak akan terjadi kembali kejadian seperti ini. Kita sesama warga masyarakat yang hidup di bumi nusantara masih memegang teguh azas gotong royong.

Indah rasanya saling menghargai dan tetap menjunjung tinggi saling menghormati. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan membantu saudara-saudara kita.