Mitos Danau Toba Tentang Ikan Mas Raksasa

Mitos di Indonesia adalah hal yang tidak pernah bisa kita lepaskan pada tragedi kematian besar.

Sangat kental contohnya pada danau Toba yang termasuk perairan terluas diwilayah Asia Tenggara.

Tempat ini telah menjadi saksi dari tragedi Kapal Sinarbangun yang tenggelam.

Tapi hal mengejutkan yaitu munculnya ikan mas raksasa.

Warga masyarakat menganggap kemunculan tersebut menjadi penyebab tragedi.

Mitos Ikan Mas Penyebab Tragedi Mematikan

Tragedi tenggelamnya kapal Sinarbangun memang terbilang cukup mengejutkan, tidak heran banyak orang menyalahkan ikan mas penunggu. Terutama di anggap mengeluarkan cuaca buruk sehingga sampai terjadi kecelakaan.

Sebenarnya Toba memang dilengkapi dengan berbagai macam misteri. Umumnya masih selalu dikaitkan dengan mitos masyarakat. Apalagi ada berita penangkapan ikan mas jumbo dari Toba, satu hari sebelum kecelakaan.

Memang pada saat itu pemancingnya tidak mau melepaskan ikan. Padahal sudah diingatkan para tetua. Kemudian inilah yang disebut sebagai alasan muncul badai penyebab tenggelamnya kapal Sinarbangun.

Ditambah lagi pemangku adat setempat juga menyebutkan kalau ikan besar memang hal biasa. Tapi untuk kemarin, ada banyak kejanggalan. Menurut tokoh masyarakat, ikan mas yang ditangkap punya aura berbeda.

Apalagi sebelumnya memang sudah dilarang orang dengan kepercayaan besar. Sayangnya pemancing memang tetap tidak mengidahkan. Inilah yang menurut tokoh masyarakat, menjadi awal mulai mengamuknya alam.

Misteri Lainnya Dalam Danau Toba

Sebenarnya Toba memang dilengkapi sama mitos lainnya. Misalnya saja penunggu batu gantung. Di mana ada legenda puteri tewas menggantung pada tebing karena melompat sehingga menakutkan.

Warga sekitar masih selalu meyakini kalau sang putri memang selalu menghantui. Akhirnya ia juga dianggap menjadi penyebab lain dari tragedi. Terlebih memang ada kekuatan mistis dari cerita tersebut.

Mitos lainnya yang sering terdengar disini adalah rumah ada suku batak. Tempatnya cukup mengerikan karena menurut cerita, berada dalam dasar danau. Inilah yang sering dianggap juga sebagai kerajaan gaib.

Menurut legenda, ternyata ada juga naga penjaga danau. Disebutkan kalau naga tersebut awalnya merupakan anaknya dari pak Toba. Tapi naga tersebut sebenarnya bertujuan menjaga danau agar tidak pernah kering.

Setidaknya inilah cerita yang sudah diunggah langsung oleh YouTube milik Trans7 Official. Sebelumnya ditayangkan lewat On The Spot dan memperoleh 1,9 juta meski baru rilis 7 juni 2021.

Kisah ini sendiri telah menarik minat warganet dari Indonesia. Terlebih kebanyakan orang nusantara sudah dari kecil mengenal kisah danau Toba. Kalau tertarik menonton, cek https://www.youtube.com/watch?v=SCM3fSJqtL4.


Cewek Cantik Ini Menaiki Kuda Di Semarang Dan Asam Arang. Tonton Videonya…

Kita pasti tidak asing lagi dengan nama Semarang, sebuah kota luas yang menjadi ibukota provinsi Jawa Tengah. Orang terlanjur mengenal Semarang sebagai kota Lumpia, makanan yang menjadi oleh-oleh khas kota tersebut. Bahkan sekarang sudah banyak tempat wisata di Semarang yang jangan sampai Anda lewatkan.

Meski begitu, Semarang bukan hanya Lumpia dan bukan satu-satunya kota yang cuma bisa dikenali melalui Lumpia. Namun sebelum mulai beranjak membahas apa yang menarik dari Semarang, terlebih dahulu orang bisa menelisik sedikit sejarah kota Semarang.

Kurang lebih pada abad ke-6 Masehi, sebuah daerah pesisir bernama Pragota dikenal sebagai bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Ia di masa itu merupakan sebuah pelabuhan yang dikelilingi gugusan pulau kecil. Pragota kemudian dikenal sebagai Bergota. Gugusan pulau kecil yang mengelilingi daerah pesisir Bergota mengalami pengendapan terus menerus, dan akhirnya masing-masing gugusan menyatu membentuk daratan.

Penyatuan daratan itulah yang saat ini bukan lagi dikenal sebagai laut, melainkan daerah Semarang Bawah. Cerita berlanjut hingga akhir abad ke-15 Masehi, di mana Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I) ditempatkan di daerah perbukitan Pragota. Pangeran yang berasal dari Kerajaan Demak itu bertugas menyebarkan agama Islam di daerah Pragota yang memang sudah dikenal subur. Di daerah perbukitan itulah muncul pohon asam yang arang, yang dalam bahasa Jawa disebut Asem Arang. Sejak itulah Pangeran Made Pandan menamai daerah itu sebagai Semarang.

Tempat Wisata di Semarang

Nama Semarang muncul dengan cara yang terkesan unik. Zaman terus berganti, tampuk kepemimpinan juga terus berotasi. Semarang sekarang perlahan-lahan berkembang sebagai pusat bisnis Jawa Tengah. Akan tetapi bukan berarti cara-cara lama kemudian hilang, sebab masih ada banyak tempat wisata di Semarang yang bisa ditemukan dari kota tersebut.

Gang Pinggir

Ini merujuk pada nama sebuah kawasan di Semarang, di mana ada banyak warga keturunan Tionghoa yang bermukim di sana. Umumnya orang mengenal satu hal dari kawasan warga Tionghoa: makanan enak. Dan ya, gang Pinggir adalah sebuah kawasan di mana para penjual makanan enak berkumpul. Mulai dari warung masakan Tionghoa, pedagang kembang tahu, gule pikulan, sate kapuran, bolang-baling, untir-untir, cakwe, sampai masakan swike. Kuliner ini menjadi salah satu tempat wisata di Semarang yang harus Anda coba.

Gereja Blendug

Bangunan gereja ini ditetapkan sebagai gereja tertua di Jawa Tengah. Sebutannya saja yang blendug, namun aslinya gereja ini memiliki nama resmi, yakni Gereja GPIB Immanuel. Besaran kubahnya terasa masif, dan bagian tersebut terbuat dari Perunggu.

Arsitektur gereja Blendug banyak terinspirasi dari salib Yunani dan pengunjung bisa dengan mudah menemukan sebuah orgel Barok di dalamnya. Dibangun pada 1753, Gereja Blendug menjadi salah satu peninggalan kolonial terpenting di Semarang yang memiliki bentuk heksagonal (segi delapan). Sebagai salah satu gereja tertua yang berdiri di Indonesia, Gereja Blendug menjadi objek wisata yang patut dikunjungi.

Kampung Batik Semarang

Meski tidak selengkap Kampung Batik Laweyan, namun Kampung Batik Semarang konon menyajikan beberapa hal menarik seputar batik, termasuk sejarah batik. Kawasan tersebut juga menjadi tempat di mana orang bisa belajar membatik.

Ada empat pengusaha batik di kampong tersebut, sementara Semarang sendiri memiliki 20 pengrajin batik dengan jumlah motif total sekitar 600 buah. Motif batik semarang saat ini condong ke bentuk yang merupakan akulturasi budaya Tionghoa. Artinya, batik Semarang mendapatkan pengaruh besar dari budaya tersebut. Lokasi Kampung Batik Semarang cukup mudah dijangkau dari Bundaran Bubakan, Semarang Tengah.