Mantan Pengusaha Memilih Hidup di Tengah Hutan

Tidak semua orang ingin hidup modern dan bergelimang dengan harta. Buktinya masih banyak orang ingin lebih tenang dengan jalan berbeda. Misalnya memilih mengasingkan diri ke hutan belantara.

Hal ini dibuktikan oleh pasangan suami istri, Bapak dan Ibu Aas. Mereka telah memutuskan tinggal dalam hutan daerah Subang. Meski dulunya seorang pengusaha, tapi mau memilih jalan berbeda.

Gaya Hidup Alami Dalam Hutan

Kisah hidup menginspirasi ini memang dimulai sejak keluarga Bapak Aas berpikiran untuk meninggalkan kehidupan modern. Bahkan mereka sudah melakukannya 23 tahun. Alasannya menjadi jalan hidup yang diimpikan.

Menurut sang Istri, hijrah dari masa sebelumnya juga menjadi sebab mereka hidup di hutan. Ditambah lagi tidak ingin memikirkan harta. Mereka mau merasakan tenang hanya dengan apa yang dimiliki sekarang.

Rencana ini semakin mudah terlaksana karena Bapak Aas punya ilmu kehutanan. Di mana sebelumnya cenderung suka dengan kehidupan alam. Meski begitu, semua anaknya terdidik sampai tingkatan tinggi.

Terbukti akan mengusahakan agar anaknya dapat dikuliahkan. Hebatnya lagi anak keduanya mampu berkuliah di UIN, Bandung. Keluarga ini juga menganggap apabila ilmu sangat penting bagi kehidupan.

Biaya Gratis Saung Bapak Aas

Sebenarnya keluarga Aas membangun rumah di hutan bukan hanya untuk sendiri. Melainkan ada saung gratis yang dapat dipakai tamu asalkan mau hidup secara analog. Terutama meninggalkan kehidupan modern.

Makanya tidak heran jika sebelumnya banyak orang tidak kuat. Mereka malahan kabur, padahal mulai dari tempat tinggal sampai kebutuhan ditanggung. Meskipun membawa anak, mereka akan diterima.

Tidak heran jika tempat milik Bapak Aas ini dibilang hanya cocok untuk pecinta alam. Terutama yang ingin menenangkan diri dari dunia. Baik jua kalau mau refreshing untuk menenangkan jiwa-jiwa kosong.

Kalau kita melihat sekilas, mungkin bakal mirip istana tengah hutan. Meski mungkin hanya versi kecil, tapi akan ada berbagai macam saung. Ada juga kolam ikan sampai kebun untuk kebutuhan sendiri.

Semua pembangunan saung sampai kebutuhan lainnya, memakai biaya sendiri. Bukan hanya itu, tapi yang ada didalamnya juga dibuat sendiri. Tidak heran kalau butuh puluhan tahun sampai seperti sekarang.

Untuk siapapun orang yang tertarik berkunjung, boleh menghubungi Bapak atau Ibu Aas. Tapi sebelumnya harus benar-benar mantap untuk tinggal disana. Terlebih bakal diperintah supaya meninggalkan berbagai peralatan digital.

Kisah ini dapat Anda tonton secara lebih lengkap dalam YouTube Alman Mulyana lewat https://www.youtube.com/watch?v=i64dieOidE4 . Konten tersebut sudah mulai diunggah 29 Juni 2021 dan menarik 4,5 juta penonton.


Terlalu Takut Akan Membuat Hidupmu Seperti Katak Di Dalam Tempurung

Dunia ini ramai, lho. Berbagai hal terjadi setiap detik. Ada hal menggembirakan, menyedihkan, mengejutkan, maupun kejadian lucu. Semua membuat dunia semakin meriah.

Siapa pun bisa mengambil keuntungan dari berbagai hal tersebut.

Ketika Bon Jovi menggelar konser, mantan-mantan remaja tahun 1990-an begitu antusias menyambut grup band ini. Mereka ingin larut dalam nostalgia masa lalu.

Ketika harga tomat begitu rendah, banyak orang langsung berinisiatif menyerbu tomat hasil panen para petani.

Ketika ojek online booming, banyak orang menyambutnya dengan sukacita, sehingga di mana-mana, di jalan raya, warna hijau khas ojek online tersebut tampak berseliweran.

Begitu ramainya di luar sana. Semakin banyak tahu tentang dunia luar, semakin banyak juga peluang yang dapat dimanfaatkan.

Bagaimana dengan kamu?

Sayang sekali kalau kamu tidak ikut serta dalam kemeriahan ini. Kamu tidak berani nonton konser karena takut terjadi kerusuhan dan terinjak-injak penonton lain. Kamu tidak ikut membeli tomat karena merasa bukan kamu yang harus bertanggung jawab atas turunnya harga tomat. Kamu tidak mau naik ojek online karena khawatir terjadi kecelakaan di jalan.

Hei!

Kalau kamu terus menerus merasa takut terhadap segala hal, kapan bisa menikmati fasilitas yang ada? Bagaimana kamu akan menangkap peluang yang terbuka lebar kalau belum apa-apa sudah merasa takut? Lagipula, hal yang kamu takutkan belum tentu terjadi, kan?

Kamu hanya bertugas menjalani kehidupan. Hasil akhir sudah ada takdir yang menentukan. Rasanya terlalu aneh kalau kamu punya rasa takut yang berlebihan.

Hidup ini indah, lho. Kalau kamu berani mengembangkan sayap dan mengepakkannya ke luar sana, akan banyak hal penting yang bisa kamu dapatkan.

Lagipula, terbelenggu oleh rasa takut yang tanpa sebab, hanya akan membuatmu seperti katak di dalam tempurung. Tidak bisa melihat keriuhan dunia. Tidak bisa ikut serta dalam ramainya kehidupan.

Sudahlah, buang saja rasa takutmu! Nikmati hari-hari penuh warna, mumpung kamu masih diberi kesempatan.