Bangun Rumah 5×8 Testing Dana 30 Juta

Rumah pribadi saat ini memiliki harga semakin mahal.

Harga tanah yang terus meningkat membuat hunian juga berharga mahal.

Wajar jika banyak orang lebih memilih untuk menyewa atau mengontrak.

Apalagi, banyak orang lebih memilih untuk memiliki hunian luas karena untuk masa depan keluarga.

Padahal, hunian minimalis sekalipun bisa digunakan untuk keluarga di masa depan dengan lebih baik.

Sebuah konten yang di unggah oleh Channel Youtube Kang Opik d’sign yang memperlihatkan bahwa rumah bisa juga berharga murah. Dengan anggaran rendah, Anda bisa tetap bisa hidup nyaman.

Desain Rumah Murah yang Menarik

Di awal, ada beberapa tampilan desain rumah minimalis yang cukup menarik. Desain-desain tersebut ternyata banyak digunakan saat ini. terutama banyak desain rumah minimalis di kawasan cluster perumahan.

Desain yang ditunjukan adalah hunian dengan ukuran 5×8 meter. Diperlihatkan desain teras 2×2,5 meter, kamar tidur utama berukuran 2,5×3 meter, kamar tidur kedua 2,5×2,5 meter dan toilet 2×1,5 meter.

Dari desain eksteriornya, tema yang digunakan adalah minimalis klasik. Ada 2 pilar besar di tiap sisi depan teras. Teras menggunakan ubin bertekstur dengan halaman depan menggunakan paving.

Di pagar samping dibangun dengan menggunakan konsep alami klasik. Bisa juga diberikan tambahan berupa vertical garden untuk mempercantik pagar rumah. selain itu, bisa juga ditambahkan kolam ikan mini.

Untuk atapnya sendiri menggunakan bentuk perisai dengan dikelilingi beton. Genteng bisa menggunakan bahan yang terbuat dari keramik. Jadi tampilan luarnya menjadi lebih menarik dan lebih estetik.

Di bagian samping rumah ada sisa lahan beberapa meter. Pencahayaan tetap bisa masuk karena ada atap transparan di bagian belakang. Anda bisa menempatkan water torrent di atap beton belakang.

Desain ini sendiri ternyata tidak membutuhkan dana yang besar. Konten tersebut mencoba testing dana sebenar 30 juta. Dari testing dana tersebut, terlihat sejauh mana pekerjaan yang telah masuk.

Ternyata, dari testing dana sekitar 30 jutaan tersebut sudah bisa menyelesaikan pekerjaan pondasi. Sedangkan untuk keseluruhan bangunan akan membutuhkan dana sekitar 120 hingga 250 juta.

Jika Anda tertarik, Anda bisa langsung menontonnya di channel Kang Opik d’sign https://www.youtube.com/watch?v=oVt3CScKUHM. Video ini diunggah pada 27 Juli 2020 dan telah ditonton sebanyak 1.667.729 kali.

Wisata Kuliner Gudeg Jogja Yang Tak Lekang Oleh Waktu

Wisata kuliner yang satu ini adalah gudeg Jogja, tentu saja hanya ada di kota Yogyakarta. Apakah Anda pernah mencicipi makanan Gudeg? Sebuah makanan yang terdiri atas nangka muda atau disebut Gori yang direbus hingga empuk. Ditambah lauk daging ayam kampung dan telur bebek dipindang dan direbus. Sementara itu, sensasi pedas dihadirkan dari sayur sambel goreng krecek.

Akhirnya, makanan ini menjadi oleh-oleh wajib dibeli saat mendatangi Yogyakarta. Kondisi seperti ini menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat Yogyakarta terutama yang berbisnis di bidang kuliner. Semakin banyak yang menawarkan Gudeg dengan ciri khas masing-masing. Biasanya, Gudeg dibungkus dengan ‘besek’, yaitu wadah makanan terbuat dari anyaman bambu. Selain itu, Gudeg juga diletakkan di wadah yang bernama ‘kendil’. Sebuah tempat makanan berbentuk guci kecil yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Itulah ciri khas dari wisata gudeg Jogja.

Bagaimana sejarah nama Gudeg berawal?

Memang belum pernah ada yang mencatatkan secara resmi sejarah nama Gudeg sebagai makanan khas Yogyakarta. Namun, ada sebuah cerita yang beredar di tengah masyarakat Yogyakarta mengenai asal muasal nama Gudeg itu sendiri. Cerita tersebut berawal dari pernikahan seorang pria dari Inggris dengan wanita bersuku Jawa. Setelah menikah, orang Inggris itu memanggil istrinya dengan ‘dek’. Sebuah panggilan yang lazim dilontarkan bagi orang Jawa. Suatu ketika, sang suami pergi dari rumah untuk bekerja. Sementara itu, sang istri menyiapkan makanan untuk santap siang jika suaminya pulang. Wanita itu memasak makanan berbahan nangka muda dengan bumbu warisan turun temurun dari keluarganya.

Pada siang hari, sang suami dari Inggris itu pulang dengan perut keroncongan. Dia lalu bergegas ke meja makan dan menyantap makanan yang ada di atasnya dengan lahap. Istrinya hanya bengong sambil menemani suaminya memakan masakannya tersebut. Lalu, sang suami berkata, ‘Good Dek’. Kembali orang Inggris itu berkata, ‘It’s good dek’. Istrinya yang mendengarkan ikut senang karena suaminya menyukai masakannya dan selalu menyebut ‘Good Dek’. Dari situlah kata Gudeg tercipta dan populer hingga sekarang.

Di mana tempat makan Gudeg yang legendaris di kota Yogyakarta?

Terdapat warung Gudeg yang berlokasi di sebelah selatan Plengkung Tanasura atau sering disebut Plengkung Wijilan. Di sana berderet beberapa warung Gudeg yang siap dikunjungi. Orang pertama yang merintis warung Gudeg di Wijilan adalah Ibu Slamet. Dia membuka warung pertama kali di tahun 1942. Beberapa tahun kemudian, berdirilah dua warung Gudeg lainnya mendampingi Ibu Slamet, yaitu warung Gudeg Campur Sari dan warung Gudeg Ibu Djuwariah. Warung Gudeg yang kedua inilah yang begitu terkenal hingga sekarang dengan sebutan Gudeg Yu Djum. Selama kurang lebih 40 tahun, ketiga warung Gudeg tersebut bertahan. Selanjutnya, sekitar tahun 1980-an warung Gudeg Campur Sari tutup karena kalah bersaing dengan dua warung lainnya. Ternyata, masih ada orang yang ingin berbisnis warung Gudeg karena berdiri satu lagi yang diberi nama warung Gudeg Ibu Lies. Hingga sekarang ada 10 warung Gudeg yang ada di sepanjang jalan Wijilan.

Setiap liburan akhir pekan hampir penuh sesak kawasan di Wilijan oleh orang-orang yang ingin mencicipi masakan Gudeg. Biasanya, warung Gudeg di sana buka dari malam hari sekitar pukul 19.00 hingga pagi dini hari menjelang subuh. Sementara untuk harga makanan Gudegnya sendiri bervariasi dari Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu. Tergantung dari besar kecilnya porsi serta isi lauk yang dipilih. Itulah beberapa tempat yang bisa Anda kunjungi saat melakukan wisata gudeg Jogja.