Masih Muda Hidup Sendiri di Hutan. Alamnya Bikin Jatuh Cinta

Gunung Ciarileu Garut terkenal karena keindahannya.

Kondisi yang terlihat disana masih sangat asri. 

Ini memang berbeda dengan beberapa tempat lain seperti gunung papandayan dan cikurai yang kondisinya sangat populer.

Di daerah tersebut, sudah banyak wisatawan yang datang untuk berkunjung. 

Namun ketika datang ke Gunung Ciarileu, kondisinya sangat berbeda. Seseorang akan merasa seperti benar-benar berada di hutan.

Ini memang wajar mengingat daya tarik tempat ini tidak sebesar beberapa nama yang disebut sebelumnya. Namun jika Anda adalah orang yang ingin liburan untuk mendapat kesunyian, datang ke tempat ini bisa dijadikan pilihan tepat.

Seorang Pemuda Tinggal Sendirian Disini Sejak 2007

Siapa sangka di tengah gunung yang terkenal masih asri, terdapat seorang pemuda yang tinggal sendiri sejak 2007. Tentu pemuda ini tidak tinggal tanpa alasan jelas. Ia bertani di atas gunung.

Dari hasil tani inilah ia sukses menyambung hidup dan mendapat pemasukkan yang cukup. Terdapat banyak tanaman yang sukses dibudidayakan. Namun untuk yang paling populer, cabai memiliki tingkat produktivitas paling tinggi.

Di samping kebun cabai tersebut juga terdapat sebuah rumah kayu. Rumah kayu ini sengaja dibuat sebagai tempat beristirahat. Di dalamnya hanya terdapat peralatan sederhana. Tentu memasak sendiri hanya bisa dilakukan menggunakan pembakaran manual.

Pemuda ini juga cukup rajin dalam memperbaiki akses jalan. Seseorang tidak perlu datang ke tempat ini melewati tanah yang licin.

Itu karena, sudah ditambahkan tumpukan batu yang membuat akses jalan menjadi lebih mudah. Namun tentu, menggunakan kendaraan ke tempat ini masih menjadi hal yang tidak mungkin.

Kenikmatan Bisa Tetap Dirasakan Ketika Berada di Atas

Seseorang bisa menikmati suatu di atas dengan baik. itu karena, suasana asri yang didapat semakin diperindah dengan berbagai aktivitas yang bisa dilakukan. Salah satu hal terfavorit yang wajib dilakukan adalah memasak nasi liwet.

Nantinya, harum yang dihasilkan membuat suasana terasa semakin sempurna. Belum lagi memakannya bisa dilakukan sambil menikmati pemandangan sekitar yang tidak kalah indah.

Konten ini sebenarnya sudah dibuat lebih dulu oleh channel youtube bernama Singgasana Kota. Pada konten yang diupload pada 18 Desember 2020, jumlah viewernya sangat banyak karena mencapai 1 juta orang. Anda bisa melihatnya di https://www.youtube.com/watch?v=Gjf2CkfAzNM.

Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Indonesia Ala Afrika

Baluran adalah salah satu taman nasional yang ada di Pulau Jawa yang sering disebut sebagai “Afrika-nya Indonesia”. Taman Nasional ini sudah sangat dikenal oleh wisatawan mancanegara yang ingin secara langsung melihat kehidupan hewan – hewan liar langsung di habitatnya. Taman nasional yang sebagian besar berupa padang savanna ini sangat cocok bagi wisatawan yang menyukai tantangan dan alam bebas.

Taman Nasional Baluran merupakan padang savanna terluas yang ada di Jawa. Mengunjungi lokasi ini akan membuat Anda serasa berada di Afrika. Di sini, Anda akan dapat menyaksikan kawanan rusa liar di habitat aslinya. Terdapat pula burung – burung merak yang indah yang mencari makan. Gerombolan gajah dan kerbau yang makan rumput serta belasan burung Elang terbang mengintai mangsa. Kera juga merupakan hewan liar yang akan dapat Anda temui di sana.

Selain gerombolan binatang liar, Anda juga akan menemukan 444 spesies tumbuhan asli, seperti widoro, bukol dan mimba, yang sudah sangat jarang bisa ditemukan. Menurut data, setidaknya ada 26 jenis mamalia dan 155 jenis burung hidup di Baluran.

Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan kering yang ada di Indonesia dengan beberapa macam vegetasi, yakni savanna, mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan rawa, hutan pegunungan bawah dan hutan hijau. Sekitar 40% dari keseluruhan wilayah berupa vegetasi savana.

Kegiatan Wisata di Taman Nasional Baluran

Waktu terbaik untuk mengunjungi Baluran adalah pada bulan Maret hingga Agustus. Pada Juli hingga Agustus, akan bisa ditemukan binatang – binatang melakukan tingkah – tingkah unik, termasuk saling berkelahi.

Bagi yang ingin camping atau berkemah, tersedia sebuah camping ground dengan kamar mandi dan instalasi air bersih. Namun, dianjurkan agar membawa perbekalan serta air minum karena tidak adanya tempat yang menjajakan makanan maupun minuman. Pengelola juga menghimbau kepada para pengunjung yang berkemah untuk membawa kantong plastik sebagai tempat sampah selama di sana.

Bagi pecinta fotografi, sebaiknya mengunjungi Taman Nasional Baluran pada pagi hari, yakni mulai pukul 04.00 hingga 05.00 sehingga dapat menyaksikan keindahan matahari terbit.

Lokasi lain yang juga bisa digunakan untuk menyaksikan matahari terbit adalah pantai Bawa. Terdapat kawasan konservasi serta hutan mangrove di sekitar pantai. Pengunjung dihimbau untuk waspada terhadap monyet atau kera yang seringkali berkeliaran dan sering mengambil barang – barang milik mereka.

Selain menikmati keindahan matahari terbit, pengunjung juga bisa berkeliling kawasan taman nasional dari pantai ini menggunakan perahu sewaan. Pengunjung yang ingin ber-snorkeling juga biasanya melakukan start perjalanan ke laut dari sini.

Untuk pecinta petualangan, Taman Nasional Baluran menawarkan sensasi menjelajah savanna. Saat trekking, wisatawan tidak perlu mengkhawatirkan binatang yang ada karena pada umumnya mereka akan lari dan bersembunyi ketika melihat atau mendengar suara yang tidak dikenal.

Rute ke Taman Nasional Baluran

Bagi pengunjung yang berasal dari luar Jawa Timur, maka tujuan pertama yang harus dijangkau adalah Surabaya kemudian melanjutkan perjalanan dengan rute jalur pantai utara melewati kota pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Banyuputih. Lalu, lanjutkan menuju ke desa Bilik – desa Wongsorejo, terakhir ke visitor center.

Bagi Anda yang berasal dari dalam propinsi Jawa Timur, ambil jalur banyuwangi – Batangan – Bekol. Atau mengambil rute – Situbondo – Batangan. Akses jalan menuju ke Taman Nasional baluran sudah baik karena juga merupakan jalur lintas propinsi. Setelah sampai di Bekol, masuk menuju pintu masuk taman nasional melalui jalan aspas sejauh kurang lebih 15 km.